0 Comments 23 November 2023

Kolaborasi Penelitian Program Studi Ilmu Lingkungan dan Program Studi Farmasi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Pada International Conference of Pharmacy and Health Environment Sciences (4ICPHES) 2023

Kuala Lumpur, Malaysia – Koordinator Program Studi Ilmu Lingkungan UIN Raden Mas Said Surakarta, Ronnawan Juniatmoko, M.Si., melakukan kolaborasi penelitian bersama dengan Apt. Susanti Erikania, M. Farm., yang merupakan dosen dan peneliti pada Program Studi Farmasi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. Penelitian mengkaji efektifitas daun manggis sebagai antioksidan dan antikanker, yang telah berhasil dipublikasikan di International Conference of Pharmacy and Health Environment Sciences (4ICPHES) 2023, pada tanggal 25-26 Oktober 2023 di Hotel Seri Pacific, Kuala Lumpur, Malaysia. ICPHES 2023 merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Universiti Kuala Lumpur Royal College of Medicine Perak Malaysia bekerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia.

Malaysia, 2023

Eksploitasi sumber daya alam merupakan salah satu tantangan global yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim saat ini. Perubahan iklim mempengaruhi aktifitas manusia, hewan, serta tumbuhan sehingga dapat mengganggu keseimbangan alam dan mengakibatkan terjadinya seleksi alam, yakni “siapa yang kuat akan bertahan dan siapa yang lemah akan sirna dan punah”. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk paling sempurna (memiki akal dan pikiran) yang memegang kendali dalam siklus alam dituntut agar berlaku bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan.
Pada era modernisasi dan teknologi saat ini, manusia mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan melalui peningkatan keterampilan berkomunikasi, berpikir kritis, dan berinovasi yang dilaksanakan dalam bentuk kolaborasi penelitian. Aktualisasi diri peneliti maupun sivitas akademik pada perguruan tinggi selaras dengan salah satu tujuan SDGs, yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Fokus dari tujuan tersebut mencakup berbagai hal, mulai dari menjamin gizi masyarakat, sistem kesehatan nasional, akses kesehatan dan reproduksi, keluarga berencana (KB), serta sanitasi dan air bersih.
Menghadapi tantangan yang dihadapi oleh lingkungan saat ini, Program Studi Ilmu Lingkungan UIN Raden Mas Said Surakarta berkolaborasi dengan Program Studi Farmasi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun melakukan penelitian dengan memanfaatkan daun pohon manggis. Daun manggis yang selama ini terpetik saat panen buah dan kemudian terbuang saat proses sortir, selain sebagai pupuk organik, terbukti dapat ditingkatkan nilai manfaatnya. Penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh mahalnya harga obat anti kanker bagi penderita kanker dan bertujuan untuk menguji efektifitas daun manggis sebagai antioksidan dan antikanker.

Research paper presentation

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki aktivitas farmakologi seperti antimikroba, antikanker, antiinflamasi, antidiabetes dan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang memiliki kemampuan mengikat radikal bebas yang berkontribusi terhadap berkembangnya penyakit kanker (penumpukan radikal bebas di dalam tubuh dapat memicu tumbuhnya sel kanker). Senyawa flavonoid dalam jumlah banyak yang dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Daun manggis teruji mengandung senyawa flavonoid t yang dapat dikembangkan untuk mencegah kanker dan mencegah penyakit degeneratif. Pada penelitian ini, aktivitas antioksidan daun manggis dan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker hati HEPG2 diuji menggunakan ekstrak etanol daun manggis yang diperoleh melalui cara maserasi. Uji sitotoksik dilakukan menggunakan uji MTT dengan delapan kelompok konsentrasi berbeda. Sementara itu, kandungan flavonoid pada ekstrak daun manggis ditentukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-vis.
Ekstrak etanol daun manggis mengandung 11,8% flavonoid dan menunjukkan aktivitas antioksidan kuat dengan IC50 sebesar 4,09 ± 0,04 ppm. Ekstrak daun manggis menunjukkan sifat sitotoksisitas terhadap sel kanker hati HepG2, dengan nilai IC50 sebesar 9,277 µg/mL sehingga tergolong sitotoksik. Berdasarkan temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun manggis mengandung flavonoid dengan aktivitas antioksidan dan sitotoksik sehingga daun manggis berpotensi efektif sebagai calon obat anti kanker. Oleh karena itu, limbah daun manggis yang ikut terpetik dan kemudian terbuang (saat proses sortir buah) dapat dimanfaatkan lebih baik dalam bidang kesehatan lingkungan.

Sumber: RJ, AU


Leave a comment